Senin, 06 Desember 2010

Bekerja Di Rumah, Mengapa Tidak? (2)


6. Fleksibilitas
Ada perusahaan yang meminta pegawainya bekerja sesuai jam kerja yang sudah ditentukan, tetapi ada juga yang lebih fleksibel dan mau menerima jam kerja yang Anda tawarkan, sebagai freelancer. Anda yang harus menentukan, tipe jam kerja seperti apa yang cocok bagi Anda. Pertimbangkan yang terbaik bagi Anda.

7. Penitipan Anak
Banyak kaum ibu ingin bekerja di rumah agar dapat memperhatikan anak sehingga tak perlu menitipkan anaknya di tempat penitipan anak. Padahal, bekerja di rumah dengan anak yang masih balita tidaklah mudah, karena perhatian Anda akan terbagi antara pekerjaan dan anak. Tetapi semuanya tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Semakin besar usia anak, semakin mudah bagi Anda untuk bekerja di rumah.

8. Pilih Pekerjaan Yang Disukai
Hal ini sangat penting! Mungkin saat ini Anda merasa tak penting dengan jenis pekerjaan, sejauh mendapatkan uang. Percayalah, hal ini tak akan bertahan lama. Untuk bekerja di rumah, yang Anda perlukan adalah selalu memiliki motivasi dan disiplin diri yang besar, ditambah jenis pekerjaan yang Anda sukai!

Anda harus menyadari, termasuk tipe bagaimanakah Anda untuk tipe pekerjaan yang cocok. Apakah Anda kreatif atau pekerja keras? Cari tahu visi Anda tentang bekerja di rumah dan temukan pekerjaan yang sesuai.
9. Apakah Memang Ingin "Bekerja"?
Bila seseorang mengatakan ingin bekerja di rumah, berarti ia tak menginginkan pekerjaan tetap dan tak mau terikat. Yang mereka inginkan adalah kebebasan untuk mengatur jadwal dan jam kerja, serta melakukan pekerjaan yang memang disukai.

Tentu saja tak ada yang tak mungkin. Demikian pula dalam menemukan jenis pekerjaan seperti yang diinginkan. Namun, hal ini tak semudah yang dibayangkan. Pertimbangkan untuk memulai usaha sendiri dengan memusatkan talenta dan kemampuan. Bila pengetahuan Anda mengenai wiraswasta belum memadai, mulailah dalami. Anda bisa tnemukan sumbernya dari internet, buku, seminar, atau orang yang berpengalaman.
Tanpa melihat jenis pekerjaan yang Anda tentukan, yang harus dipahami, bekerja di rumah tidaklah semudah yang dibayangkan dan juga sangat menantang. Tetapi, banyak yang telah melakukannya mengatakan, bekerja di rumah cukup menyenangkan. Nah, bila artikel ini memberi kesan bekerja di rumah mungkin tak cocok bagi Anda, jangan lupa bila Anda bisa saja berubah pikiran.
Bila tak terlalu termotivasi, sebaiknya pelajari dan cari tahu apa sebabnya. Berikan tantangan pada diri sendiri setiap hari dan perkuat disiplin diri. Bila kemauan cukup kuat, yakinlah Anda pasti dapat merealisasikannya. Jangan pernah menyerah pada impian Anda!
Aline

Sumber :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Wirausaha/Bekerja-Di-Rumah-Mengapa-Tidak-2 

Bekerja Di Rumah, Mengapa Tidak? (1)


Ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan masak-masak sebelum memutuskan untuk mulai bekerja di rumah. Pertimbangan apa sajakah itu?
Bila mulai berpikir untuk bekerja di rumah, ada baiknya Anda memiliki konsep bagus tentang bagaimana sebaiknya bekerja di rumah. Anda mungkin membayangkan, tak perlu lagi bangun pagi di jam tertentu, sarapan terburu-buru, duduk di ruang kerja, dan memulai pekerjaan dengan ceria.
Tetapi, pada kenyataannya tak selalu seindah yang dibayangkan, lho! Biasanya, seseorang justru harus bekerja lebih keras bila ia menekuni bisnisnya di rumah, dibandingkan bila bekerja di suatu perusahaan.
Memang, sih, bekerja di rumah akan memberi banyak keuntungan. Salah satunya, yang mendasari para ibu memilih menjalankan bisnis di rumah, adalah bisa dekat dengan anak. Nah, berikut ini sejumlah hal yang harus dipertimbangkan sebelum Anda mengambil keputusan bekerja di rumah.
1. Berapa Penghasilan Yang Diharapkan?
Sesudah menuliskan jumlah penghasilan yang diharapkan, tulis pekerjaan yang akan dilakukan di rumah dengan estimasi jumlah penghasilan yang akan diperoleh. Jangan lupa, perhitungkan pula tagihan telepon, listrik, dan peralatan lain yang digunakan jika memutuskan bekerja di rumah.
Lalu, bandingkan jumlah penghasilan tadi dengan jumlah penghasilan bila Anda bekerja di suatu perusahaan, sesuai dengan bidang yang dikuasai, lalu dikurangi uang transportasi dan uang makan yang harus Anda keluarkan.
2. Masih Perlukah Tambahan Fasilitas?
Pada umumnya, bekerja di rumah tak ada "benefit" seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Namun, tentu saja ada beberapa pengecualian.
3. Pekerjaan Yang Tersedia
Bila dipekerjakan sebagai tenaga lepas misalnya, Anda harus mengerti, perusahaan yang pemberi pekerjaan tak wajib selalu memberi pekerjaan. Ada masa sibuk dan masa tenang.
Selama masa sibuk, mungkin Anda akan bekerja sampai 40-50 jam per minggu dan pada masa tenang hanya bekerja 10 jam per minggu. Bila penghasilan menjadi sangat penting bagi kebutuhan rumah tangga, Anda harus betul-betul menyadari hal ini.
Mungkin karena faktor itu pula, banyak orang memilih bekerja lebih dari satu jenis pekerjaan di saat yang sama, karena bila pekerjaan yang satu sedang tidak padat, mereka dapat mengerjakan proyek/ pekerjaan lainnya.
4. Apa Yang Memotivasi?
Bila Anda termasuk tipe orang yang selalu harus diberi dukungan dan dorongan, maka bekerja di rumah akan terasa sangat sulit. Anda harus betul-betul disiplin pada pekerjaan. Apalagi di rumah, Anda akan menghadapi banyak godaan.
Jadi, sikap disiplin, konsisten, dan fokus pada jadwal dan jam kerja yang telah ditentukan sendiri, harus ditaati. Persis seperti bila Anda bekerja di suatu perusahaan.
5. Keberatankah Dengan Suasana Sunyi?
Suasana bekerja di rumah tak sama dengan suasana bila bekerja di suatu perusahaan yang memiliki banyak pegawai. Bekerja di rumah, bila tak bekerja sendiri, paling hanya dibantu 1-2 asisten. Bila Anda biasa bergaul dan tak tahan dengan rasa sepi, bekerja di rumah akan terasa sulit dan menyiksa.
Tak mudah bagi Anda untuk menyesuaikan diri. Namun, walau bagaimanapun, Anda bisa tetap menjalin hubungan dengan teman-teman dan bertemu secara berkala. Bisa juga chatting dengan teman-teman melalui internet.
(Bersambung)
Aline

Sumber :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Wirausaha/Bekerja-Di-Rumah-Mengapa-Tidak-1 

7 Bekal Agar Karier Sukses

Semua pasti ingin sukses dengan mencapai anak tangga teratas profesi masing-masing, tapi mengapa kadang perjalanannya terhambat? Cari tahu jawabannya dan pelajari triknya.
Kelewat serius mencurahkan perhatian pada orang yang lebih berprestasi atau ada faktor X yang menyebabkan orang lain lebih maju akan membuat kita frustrasi lalu menganggap bidang pekerjaan yang digeluti ini mustahil memberi sukses.
Tinggalkan pemikiran semacam itu karena memiliki 7 keterampilan berikut akan membawa kita menapaki puncak tangga karier.
1. Andal Berbicara
Kemampuan bicara dengan beragam individu merupakan tuntutan mutlak untuk meraih sukses.
Misalnya, kontak mata yang bersahabat, kosakata yang kaya dan kemampuan menyesuaikan bahasa yang kita gunakan dengan lawan bicara juga pegang peran.
Jadi, berlatihlah bicara santun dengan siapapun yang kita jumpai dalam keseharian atau ikut kelompok diskusi untuk mengasah kemampuan berdebat.
Rewards yang bakal kita dapatkan adalah lebih cakap dalam berbagai situasi sosial, piawai membangun jejaring kesuksesan, membantu dalam bekerja dalam kelompok pribadi.
2. Tidak Plin-Plan
Seorang pemimpin yang baik memiliki sikap tegas dan selalu menunjukkan sikap ini setiap kali ia dihadapkan pada persoalan yang menuntutnya membuat keputusan.
Apa pun keputusan yang dibuat memang akan menimbulkan pro dan kontra. Akan tetapi ingat, proses pengambilan keputusan akan membawa kita semakin dekat dengan kemampuan untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Kuncinya, pastikan bahwa keputusan yang kita ambil sudah dipikirkan secara matang dan ada alasan yang menyertainya.
3. Akuntabilitas
Bagian terpenting lainnya dalam meraih sukses adalah kesediaan menerima tanggung jawab, baik saat sukses maupun gagal.
Jika ini dilakukan, kita dianggap siap menerima tanggung jawab yang lebih besar dan menuai rasa hormat dari kolega karena kerendahan hati yang dimiliki.
Agar bisa meminimalkan kesalahan, perhitungkan segala kemungkinan dan segera mengambil langkah yang tepat guna memperbaiki kesalahan yang kita lakukan.
4. Tetap Positif
Dengan mengolah pandangan positif, kita justru akan memacu orang lain untuk sama-sama menunjukkan sikap positif sehingga lebih produktif dan mungkin saja semakin dipercaya untuk jabatan eksekutif.
Sikap positif sebetulnya mudah dan merupakan bentukan kita sendiri, kok. Yakni dengan menekankan hal-hal positif pada setiap situasi. Intinya, jangan lihat masalah, tapi lihatlah jalan keluarnya.
5. Presentasi Diri
Mempelajari bagaimana kiat mempresentasikan diri pada orang sangatlah penting.
Misalnya, berbusana rapi akan memberi imej sukses di mata orang lain sebelum kita mengatakan sepatah kata pun. Tak perlu mahal, tapi busana dengan kualitas jahitan berstandar tinggi mengindikasikan kalau dalam banyak hal pun kita memiliki standar tinggi dan ini yang membuat orang lain kagum memandang kita.
Seberapa besar kita memberi pengaruh kuat pada kolega, pimpinan atau klien akan melihat seberapa baik kita tampil di mata mereka. Memiliki gaya yang anggun untuk mendukung kesuksesan kita bukan sesuatu yang buruk, kok.
Jangan lupa, penampilan akan meningkatkan apa yang kita rasakan mengenai diri sendiri yang ujung-ujungnya akan membuat kita semakin percaya diri.
6. Kelola Waktu
Ketidakmampuan mengorganisir akan membuat kita kocar-kacir sehingga pencapaian di bawah target yang ditetapkan.
Untuk mengatasinya, belajarlah menuliskan segalanya secara rinci sehingga memungkinkan kita memastikan semuanya bisa dikerjakan sesuai ketersediaan waktu yang ada. Hasilnya, kita memiliki kualitas kerja yang lebih baik dan jangan kaget kalau ke depannya kita akan dipercaya mengemban tanggung jawab yang terus meningkat.
Mampu mengelola waktu bukan berarti kita tak punya waktu luang untuk diri sendiri, lho. Justru inilah faktor kunci kesuksesan kita mengerjakan segala seuatu secara tepat waktu dan lebih berkualitas.
Jangan menunda-nunda pekerjaan, tetapkan tujuan-tujuan yang menantang sekaligus realistis, dan manfaatkan waktu seefisien mungkin.
7. Mendeteksi Solusi
Akar dari suksesnya para pemimpin bisnis adalah kemampuan untuk menemukan solusi atas masalah besar. Kemampuan ini memang tidak terlihat nyata melainkan harus ditunjukkan ke orang lain.
Kalau kita dan kolega kita satu divisi sudah sedemikian disiplin, tak ada salahnya selalu mencari tahu apa yang paling jadi masalah.
Apakah itu berupa minimnya komunikasi di antara sesama staf, konflik seputar hak masing-masing pegawai, masalah teknis, atau sulitnya mengakses informasi. Cari kemudian bertindaklah. Jangan takut kerja ekstra bila memang berniat mencari solusi. Ingat, orang yang penuh semangat justru tertantang untuk menangani rintangan. Intinya, jangan sebatas puas pada rutinitas.
Paskaria


sumber :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Pengembangan-Diri/7-Bekal-Agar-Karier-Sukses