Senin, 06 Desember 2010

Bekerja Di Rumah, Mengapa Tidak? (2)


6. Fleksibilitas
Ada perusahaan yang meminta pegawainya bekerja sesuai jam kerja yang sudah ditentukan, tetapi ada juga yang lebih fleksibel dan mau menerima jam kerja yang Anda tawarkan, sebagai freelancer. Anda yang harus menentukan, tipe jam kerja seperti apa yang cocok bagi Anda. Pertimbangkan yang terbaik bagi Anda.

7. Penitipan Anak
Banyak kaum ibu ingin bekerja di rumah agar dapat memperhatikan anak sehingga tak perlu menitipkan anaknya di tempat penitipan anak. Padahal, bekerja di rumah dengan anak yang masih balita tidaklah mudah, karena perhatian Anda akan terbagi antara pekerjaan dan anak. Tetapi semuanya tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Semakin besar usia anak, semakin mudah bagi Anda untuk bekerja di rumah.

8. Pilih Pekerjaan Yang Disukai
Hal ini sangat penting! Mungkin saat ini Anda merasa tak penting dengan jenis pekerjaan, sejauh mendapatkan uang. Percayalah, hal ini tak akan bertahan lama. Untuk bekerja di rumah, yang Anda perlukan adalah selalu memiliki motivasi dan disiplin diri yang besar, ditambah jenis pekerjaan yang Anda sukai!

Anda harus menyadari, termasuk tipe bagaimanakah Anda untuk tipe pekerjaan yang cocok. Apakah Anda kreatif atau pekerja keras? Cari tahu visi Anda tentang bekerja di rumah dan temukan pekerjaan yang sesuai.
9. Apakah Memang Ingin "Bekerja"?
Bila seseorang mengatakan ingin bekerja di rumah, berarti ia tak menginginkan pekerjaan tetap dan tak mau terikat. Yang mereka inginkan adalah kebebasan untuk mengatur jadwal dan jam kerja, serta melakukan pekerjaan yang memang disukai.

Tentu saja tak ada yang tak mungkin. Demikian pula dalam menemukan jenis pekerjaan seperti yang diinginkan. Namun, hal ini tak semudah yang dibayangkan. Pertimbangkan untuk memulai usaha sendiri dengan memusatkan talenta dan kemampuan. Bila pengetahuan Anda mengenai wiraswasta belum memadai, mulailah dalami. Anda bisa tnemukan sumbernya dari internet, buku, seminar, atau orang yang berpengalaman.
Tanpa melihat jenis pekerjaan yang Anda tentukan, yang harus dipahami, bekerja di rumah tidaklah semudah yang dibayangkan dan juga sangat menantang. Tetapi, banyak yang telah melakukannya mengatakan, bekerja di rumah cukup menyenangkan. Nah, bila artikel ini memberi kesan bekerja di rumah mungkin tak cocok bagi Anda, jangan lupa bila Anda bisa saja berubah pikiran.
Bila tak terlalu termotivasi, sebaiknya pelajari dan cari tahu apa sebabnya. Berikan tantangan pada diri sendiri setiap hari dan perkuat disiplin diri. Bila kemauan cukup kuat, yakinlah Anda pasti dapat merealisasikannya. Jangan pernah menyerah pada impian Anda!
Aline

Sumber :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Wirausaha/Bekerja-Di-Rumah-Mengapa-Tidak-2 

Bekerja Di Rumah, Mengapa Tidak? (1)


Ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan masak-masak sebelum memutuskan untuk mulai bekerja di rumah. Pertimbangan apa sajakah itu?
Bila mulai berpikir untuk bekerja di rumah, ada baiknya Anda memiliki konsep bagus tentang bagaimana sebaiknya bekerja di rumah. Anda mungkin membayangkan, tak perlu lagi bangun pagi di jam tertentu, sarapan terburu-buru, duduk di ruang kerja, dan memulai pekerjaan dengan ceria.
Tetapi, pada kenyataannya tak selalu seindah yang dibayangkan, lho! Biasanya, seseorang justru harus bekerja lebih keras bila ia menekuni bisnisnya di rumah, dibandingkan bila bekerja di suatu perusahaan.
Memang, sih, bekerja di rumah akan memberi banyak keuntungan. Salah satunya, yang mendasari para ibu memilih menjalankan bisnis di rumah, adalah bisa dekat dengan anak. Nah, berikut ini sejumlah hal yang harus dipertimbangkan sebelum Anda mengambil keputusan bekerja di rumah.
1. Berapa Penghasilan Yang Diharapkan?
Sesudah menuliskan jumlah penghasilan yang diharapkan, tulis pekerjaan yang akan dilakukan di rumah dengan estimasi jumlah penghasilan yang akan diperoleh. Jangan lupa, perhitungkan pula tagihan telepon, listrik, dan peralatan lain yang digunakan jika memutuskan bekerja di rumah.
Lalu, bandingkan jumlah penghasilan tadi dengan jumlah penghasilan bila Anda bekerja di suatu perusahaan, sesuai dengan bidang yang dikuasai, lalu dikurangi uang transportasi dan uang makan yang harus Anda keluarkan.
2. Masih Perlukah Tambahan Fasilitas?
Pada umumnya, bekerja di rumah tak ada "benefit" seperti asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Namun, tentu saja ada beberapa pengecualian.
3. Pekerjaan Yang Tersedia
Bila dipekerjakan sebagai tenaga lepas misalnya, Anda harus mengerti, perusahaan yang pemberi pekerjaan tak wajib selalu memberi pekerjaan. Ada masa sibuk dan masa tenang.
Selama masa sibuk, mungkin Anda akan bekerja sampai 40-50 jam per minggu dan pada masa tenang hanya bekerja 10 jam per minggu. Bila penghasilan menjadi sangat penting bagi kebutuhan rumah tangga, Anda harus betul-betul menyadari hal ini.
Mungkin karena faktor itu pula, banyak orang memilih bekerja lebih dari satu jenis pekerjaan di saat yang sama, karena bila pekerjaan yang satu sedang tidak padat, mereka dapat mengerjakan proyek/ pekerjaan lainnya.
4. Apa Yang Memotivasi?
Bila Anda termasuk tipe orang yang selalu harus diberi dukungan dan dorongan, maka bekerja di rumah akan terasa sangat sulit. Anda harus betul-betul disiplin pada pekerjaan. Apalagi di rumah, Anda akan menghadapi banyak godaan.
Jadi, sikap disiplin, konsisten, dan fokus pada jadwal dan jam kerja yang telah ditentukan sendiri, harus ditaati. Persis seperti bila Anda bekerja di suatu perusahaan.
5. Keberatankah Dengan Suasana Sunyi?
Suasana bekerja di rumah tak sama dengan suasana bila bekerja di suatu perusahaan yang memiliki banyak pegawai. Bekerja di rumah, bila tak bekerja sendiri, paling hanya dibantu 1-2 asisten. Bila Anda biasa bergaul dan tak tahan dengan rasa sepi, bekerja di rumah akan terasa sulit dan menyiksa.
Tak mudah bagi Anda untuk menyesuaikan diri. Namun, walau bagaimanapun, Anda bisa tetap menjalin hubungan dengan teman-teman dan bertemu secara berkala. Bisa juga chatting dengan teman-teman melalui internet.
(Bersambung)
Aline

Sumber :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Wirausaha/Bekerja-Di-Rumah-Mengapa-Tidak-1 

7 Bekal Agar Karier Sukses

Semua pasti ingin sukses dengan mencapai anak tangga teratas profesi masing-masing, tapi mengapa kadang perjalanannya terhambat? Cari tahu jawabannya dan pelajari triknya.
Kelewat serius mencurahkan perhatian pada orang yang lebih berprestasi atau ada faktor X yang menyebabkan orang lain lebih maju akan membuat kita frustrasi lalu menganggap bidang pekerjaan yang digeluti ini mustahil memberi sukses.
Tinggalkan pemikiran semacam itu karena memiliki 7 keterampilan berikut akan membawa kita menapaki puncak tangga karier.
1. Andal Berbicara
Kemampuan bicara dengan beragam individu merupakan tuntutan mutlak untuk meraih sukses.
Misalnya, kontak mata yang bersahabat, kosakata yang kaya dan kemampuan menyesuaikan bahasa yang kita gunakan dengan lawan bicara juga pegang peran.
Jadi, berlatihlah bicara santun dengan siapapun yang kita jumpai dalam keseharian atau ikut kelompok diskusi untuk mengasah kemampuan berdebat.
Rewards yang bakal kita dapatkan adalah lebih cakap dalam berbagai situasi sosial, piawai membangun jejaring kesuksesan, membantu dalam bekerja dalam kelompok pribadi.
2. Tidak Plin-Plan
Seorang pemimpin yang baik memiliki sikap tegas dan selalu menunjukkan sikap ini setiap kali ia dihadapkan pada persoalan yang menuntutnya membuat keputusan.
Apa pun keputusan yang dibuat memang akan menimbulkan pro dan kontra. Akan tetapi ingat, proses pengambilan keputusan akan membawa kita semakin dekat dengan kemampuan untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Kuncinya, pastikan bahwa keputusan yang kita ambil sudah dipikirkan secara matang dan ada alasan yang menyertainya.
3. Akuntabilitas
Bagian terpenting lainnya dalam meraih sukses adalah kesediaan menerima tanggung jawab, baik saat sukses maupun gagal.
Jika ini dilakukan, kita dianggap siap menerima tanggung jawab yang lebih besar dan menuai rasa hormat dari kolega karena kerendahan hati yang dimiliki.
Agar bisa meminimalkan kesalahan, perhitungkan segala kemungkinan dan segera mengambil langkah yang tepat guna memperbaiki kesalahan yang kita lakukan.
4. Tetap Positif
Dengan mengolah pandangan positif, kita justru akan memacu orang lain untuk sama-sama menunjukkan sikap positif sehingga lebih produktif dan mungkin saja semakin dipercaya untuk jabatan eksekutif.
Sikap positif sebetulnya mudah dan merupakan bentukan kita sendiri, kok. Yakni dengan menekankan hal-hal positif pada setiap situasi. Intinya, jangan lihat masalah, tapi lihatlah jalan keluarnya.
5. Presentasi Diri
Mempelajari bagaimana kiat mempresentasikan diri pada orang sangatlah penting.
Misalnya, berbusana rapi akan memberi imej sukses di mata orang lain sebelum kita mengatakan sepatah kata pun. Tak perlu mahal, tapi busana dengan kualitas jahitan berstandar tinggi mengindikasikan kalau dalam banyak hal pun kita memiliki standar tinggi dan ini yang membuat orang lain kagum memandang kita.
Seberapa besar kita memberi pengaruh kuat pada kolega, pimpinan atau klien akan melihat seberapa baik kita tampil di mata mereka. Memiliki gaya yang anggun untuk mendukung kesuksesan kita bukan sesuatu yang buruk, kok.
Jangan lupa, penampilan akan meningkatkan apa yang kita rasakan mengenai diri sendiri yang ujung-ujungnya akan membuat kita semakin percaya diri.
6. Kelola Waktu
Ketidakmampuan mengorganisir akan membuat kita kocar-kacir sehingga pencapaian di bawah target yang ditetapkan.
Untuk mengatasinya, belajarlah menuliskan segalanya secara rinci sehingga memungkinkan kita memastikan semuanya bisa dikerjakan sesuai ketersediaan waktu yang ada. Hasilnya, kita memiliki kualitas kerja yang lebih baik dan jangan kaget kalau ke depannya kita akan dipercaya mengemban tanggung jawab yang terus meningkat.
Mampu mengelola waktu bukan berarti kita tak punya waktu luang untuk diri sendiri, lho. Justru inilah faktor kunci kesuksesan kita mengerjakan segala seuatu secara tepat waktu dan lebih berkualitas.
Jangan menunda-nunda pekerjaan, tetapkan tujuan-tujuan yang menantang sekaligus realistis, dan manfaatkan waktu seefisien mungkin.
7. Mendeteksi Solusi
Akar dari suksesnya para pemimpin bisnis adalah kemampuan untuk menemukan solusi atas masalah besar. Kemampuan ini memang tidak terlihat nyata melainkan harus ditunjukkan ke orang lain.
Kalau kita dan kolega kita satu divisi sudah sedemikian disiplin, tak ada salahnya selalu mencari tahu apa yang paling jadi masalah.
Apakah itu berupa minimnya komunikasi di antara sesama staf, konflik seputar hak masing-masing pegawai, masalah teknis, atau sulitnya mengakses informasi. Cari kemudian bertindaklah. Jangan takut kerja ekstra bila memang berniat mencari solusi. Ingat, orang yang penuh semangat justru tertantang untuk menangani rintangan. Intinya, jangan sebatas puas pada rutinitas.
Paskaria


sumber :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Karier/Pengembangan-Diri/7-Bekal-Agar-Karier-Sukses 

Rabu, 24 November 2010

Vote Pulau Komodo !!!

Ga perlu jd tentara utk BELA NEGARA...
Ga harus jd politisi utk PERBAIKI NEGARA...
Ga kudu jd birokrat utk MAKMURKAN NEGARA...
& Ga mesti jd artis utk POPULERKAN NEGARA INI...

cukup :
follow @vote_komodo di TWITTER & VOTE, biar PULAU KOMODO bs jd salah 1 dari 7 KEAJAIBAN DUNIA

atau
http://www.new7wonders.com/community/en/new7wonders/new7wonders_of_nature/voting

Senin, 25 Oktober 2010

Tangis Untuk Adikku


Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih daripada aku mencintainya. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!" Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan napas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi." Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas provinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik" Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti Ayah mesti mengemis di jalanan, Ayah akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya. Kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga. Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!". Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?. Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?". Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?". Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..." Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu." Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan....." Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini." Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
Suatu hari, adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?" Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar --ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!". "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

"I cried for my brother six times – swaramer. dari milis motivasi

Rabu, 20 Oktober 2010

Tuhan Itu Tidak Ada

Seorang Profesor dari sebuah
universitas terkenal menantang
mahasiswa-mahasiswa nya dengan
pertanyaan ini, "Apakah Tuhan
menciptakan segala yang ada?".
Seorang mahasiswa dengan berani
menjawab, "Betul, Dia yang
menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?"
Tanya professor sekali lagi. "Ya,
Pak, semuanya" kata mahasiswa
tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan
menciptakan segalanya, berarti
Tuhan menciptakan Kejahatan.
Karena kejahatan itu ada, dan
menurut prinsip kita bahwa
pekerjaan kita menjelaskan siapa
kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa
Tuhan itu adalah kejahatan".
"Mahasiswa itu terdiam dan tidak
bisa menjawab hipotesis professor
tersebut. Profesor itu merasa
menang dan menyombongkan diri
bahwa sekali lagi dia telah
membuktikan kalau Agama itu
adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat
tangan dan berkata, "Profesor,
boleh saya bertanya sesuatu?".
"Tentu saja," jawab si Profesor,
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya,
"Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu
saja dingin itu ada.
Kamu tidak pernah sakit flu?"
Tanya si professor diiringi tawa
mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab,
"Kenyataannya, Pak, dingin itu
tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita
anggap dingin itu adalah ketiadaan
panas. Suhu -460F adalah
ketiadaan panas sama sekali. Dan
semua partikel menjadi diam dan
tidak bisa bereaksi pada suhu
tersebut. Kita menciptakan kata
dingin untuk mendeskripsikan
ketiadaan panas."
Mahasiswa itu melanjutkan,
"Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja
itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali
lagi anda salah, Pak.
Gelap itu juga tidak ada. Gelap
adalah keadaan dimana tidak ada
cahaya. Cahaya bisa kita pelajari,
gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma
Newton untuk memecahkan
cahaya menjadi beberapa warna
dan mempelajari berbagai panjang
gelombang setiap warna. Tapi Anda
tidak bisa mengukur gelap.
Seberapa gelap suatu ruangan
diukur dengan berapa intensitas
cahaya di ruangan tersebut. Kata
gelap dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan
cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya,
"Profesor, apakah kejahatan itu
ada?"
Dengan bimbang professor itu
menjawab, "Tentu saja, seperti
yang telah kukatakan sebelumnya.
Kita melihat setiap hari di Koran
dan TV. Banyak perkara kriminal
dan kekerasan di antara manusia.
Perkara-perkara tersebut adalah
manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini
mahasiswa itu menjawab, "Sekali
lagi Anda salah, Pak.
Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan
adalah ketiadaan Tuhan. Seperti
dingin atau gelap, kajahatan adalah
kata yang dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.
Tuhan tidak menciptakan
kajahatan. Kajahatan adalah hasil
dari tidak adanya kasih Tuhan
dihati manusia. Seperti dingin yang
timbul dari ketiadaan panas dan
gelap yang timbul dari ketiadaan
cahaya."
Profesor itu terdiam.

Siapakah mahasiswa tersebut???
Dia adalah ALBERT EINSTEIN

source: http://
april67.blogspot.com/2010/10/
inilah-hipotesis-mahasiswa-
misterius.html

Senin, 18 Oktober 2010

Kakak Seorang Gelandangan


Roy Angel yang miskin memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi. Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kaya raya. Setelah itu kakak Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah diNew York dan memiliki kantor di Allstreet.
Seminggu sebelum Natal, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap. Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman."Hai.. nak" sapa Roy. Anak itu melihat pada Roy dan bertanya "Apakah ini mobil Tuan?". "Ya," jawab Roy singkat. "Berapa harganya Tuan?". "Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa"."Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?"Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran. "Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya"
Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam,"Seandainya.... seandainya..."Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu, "Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku". Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: "Seandainya... seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.."
Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya. Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya. Sampai satu kali anak itu berkata, "Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya? Letaknya hanya beberapa blok dari sini". Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini."Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah" pikir Roy. "OK, mengapa tidak", kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu.
Tiba disudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak,"Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali". Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu. Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh.
Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya:"Lihat... seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu".
Bukan karena keinginan seorang anak gelandangan yang hendak menghadiahkan mobil mewah untuk adiknya yang membuat Roy tak dapat menahan haru pada saat itu juga, tetapi karena ketulusan kasih seorang kakak yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi adiknya.

dari milis motivasi

Kamis, 30 September 2010

Tuhan bukan untuk dipilih

bukan lurah...
bukan bupati ataupun walikota.
bukan gubernur....
bukan pula presiden...
ataupun anggota dewan.

bukan perkumpulan...
bukan organisasi...
bukan pula lembaga...
apalagi partai politik...

bukan wanita..
bukan laki-laki.
bukan kaya...
ataupun miskin.

bukan cantik...
bukan pula tampan.
bukan cerdas...
apalagi bodoh...

karena Dia bukan pilihan...
...Dia suatu kewajiban.

Sudut Pandang Tuhan

Puasa dan Lebaran. Adalah 2 kata yg biasanya selalu beriringan bg umat Muslim, baik dr segi makna maupun waktu berlakunya 2 kata tsb. Mari kita coba jelajahi makna yg terkandung di dlmnya.

Puasa pada intinya adl slh satu ritual ibadah yg mewajibkan umat utk menahan diri dr bbrp hal spt makan dan minum mulai dr waktu Subuh smp datang saatnya berbuka puasa di kala Maghrib. Namun bg kalangan yg lebih khusus, puasa mampu diterjemahkan sedemikian rupa shg mempunyai berbagai makna yg sangat sufistik yg bs mengantarkan yang bersangkutan ke dalam suatu dimensi yg berbeda dr sekedar ritual ibadah menahan lapar, dahaga maupun berbagai nafsu yg ada pd manusia.
Lebaran??? Pastilah baju baru... Pastinya dg berbagai macam pernik asesorisnya. Atau mungkin di era FBmalaysia" pd saat sekarang ini ke bbrp orang..(emm..laen kali kita bahas "Malaysia" ini dg nada yg provokatif ya..) ini bs berarti handphone or laptop berikut modem barunya. Tapi coba tanyakan makna lebaran pd orang lain, bs saja pd org yg lbh tua dr kita...atau pd siapalah... Akan ada banyak makna yg tergali dr berbagai jawaban yg muncul spt : "..lebaran ya kembali suci..", .."terhapus semua dosa.." atau ..banyaklah pokoknya, seperti halnya jika kita tanyakan makna kata "

Hakikat dari berbagai perbedaan makna yg terjadi dr 2 kata tsb di atas itu sebenarnya adl disebabkan perbedaan "sudut pandang". Namanya jg sudut, jd terserah orang lain memandang dr sudut yg mana, krn hal ini tentunya disebabkan adanya segala perbedaan yg melatarbelakanginya. Bissaaa usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin...pokoknya beda lah krn emang tdk ada manusia di dunia ini yg sama persis..(..ccckkk, kehebatan siapa tuh..).

Masih ingat dg Gus Dur, masternya perbedaan di Indonesia ?? Pokonya mah yang namanya Gus Dur tuh ga mau sama dg pendapat orang lain.. Kenapaaa??? Kalo diibaratkan sebuah kapal yg sedang berlayar di tengah lautan dan dipenuhi penumpang, pas di tengah2 lautan dg ombak yang ganas ternyata baru diketahui bahwa ada salah seorang penumpang yang menderita penyakit kusta. Tau kan kusta? Penyakit kulit yang ganas yang bs dg mudahnya menular pd orang di dekatnya dg media perantara udara. Jd bs dibayangkan pd saat itu ga ada orang yg berani duduk di dekatnya, semua orang duduk di tepi kapal yang berseberangan dg orang itu. Nah, Gus Dur yg kebetulan ikut dlm pelayaran tsb ngotot dan mati2an membela penderita kusta tsb dg cara duduk di dekatnya. Kenapaa??? Yaach, klo semua orang lari dan duduk di tepi kapal yang berseberangan dg penderita kusta tsb, ga lama lg deh pasti kapal tsb akan oleng krn tdk seimbang dan pasti tenggelam. Jd dlm hal ini bs dikatakan adl Gus Dur harus berbeda demi menjaga keseimbangan hidup bernegara di Indonesia maupun di dunia internasional ini...

Kok jadi mbahas Gus Dur? Masternya perbedaan sudut pandang sih...
Oke, blk lg soal sudut pandang, sebetulnya harus ada benang merah (kyk di OVJ aja..) yg menyatukan berbagai umat di dunia ini (khususnya Muslim) karena toh sama2 manusia. Kok??.. Ya kalo sama2 manusia pasti ada yg bukan manusia. Yg saya maksud adl Tuhan sebagai pencipta manusia.
Dg mengesampingkan adanya perbedaan keyakinan yg ada, saya cuma mau kita coba explore lbh lanjut soal "sudut pandang Tuhan". Maksudnya, agar dpt sama2 pergi menuju benang merah td, salah satu cara termudah ya dg mengenal Tuhan.
"Caranya???" Ya baca dan pahami dan laksanakan kitab2 hsl karya Tuhan tsb meski dg langkah yg tertatih-tatih sekalipun.
"Kan penafsiran tiap orang berbeda ????..."
Baca aja blm, udah ribut soal tafsir...
Pokoknya baca dulu dg niat supaya lbh mengenal "Pengarangnya", langkah selanjutnya yaaa terserah Tuhan nanti yang akan ngatur.

Nah, dari sekedar 2 kata di awal tulisan ini, bs kita simpulkan bersama bahwa segala perbedaan, perselisihan, permusuhan maupun per-an per-an lainnya, sebaiknya kita akhiri (terutama) pada saat lebaran nanti (bg yg merayakan) karena kita sudah tau bhw semuanya itu disebabkan oleh perbedaan sudut pandang.
Jadi, sah-sah aja kalo orang berbeda dg kita, buat apa berantem??? Dan kebetulan momen lebaran adl waktu yg sangat tepat setelah kita berlapar dan berdahaga puasa selama 1 bln.

He he he...Seperti halnya Ustad Yusuf Mansyur; yang pada saat merampungkan buku tulisannya tentang "cara gampang bayar hutang", beliau pun masih berusaha melunasi hutangnya; maka pd saat akhir tulisan ini pun saya masih belajar menghargai perbedaan sudut pandang, memahami dan mengaplikasikannya dlm kehidupan sehari-hari saya. Namanya jg kalifah kehidupan, jd saya jg akan senantiasa ber-proses sampai akhir hayat.

Hmmm...Sebetulnya sih tadinya saya cuma mau ngucapin "Selamat merayakan Idul Fitri 1431 H, mohon maaf lahir maupun batin".. Itu aja.
Kenapa jd panjang ya.. Yaaa biar orang tertarik baca, biar anda lbh memaafkan saya dg hati yang lebih tulus dan ikhlas, tidak sekedar "..ya, sama2 yaaa..." He he he...
Begitu ya, agar Tuhan pun dg mudahnya mengampuni dosa dan semua kesalahan kita semua.Amin.